Selasa, 06 November 2012

alat reproduksi sehubungan dengan pembentukan biji



BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut,                                  sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji. Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae)
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
I.2 Rumusan masalah
      1. Bagaimana alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae
      2. Bagaimana alat reproduksi pada daur hidup gymnospermae
      3. Bagaimana morfologi perbandingan alat reproduksi  pada Gymnospermae,
           Agiospermae dan paku
      4. Bagaimana megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid
      5. Bagaimana perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan
I.3 Tujuan
       1. untuk mengetahui alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae
       2. Untuk mengetahui alat reproduksi dalam daur hidup gymnospermae
       3. Untuk mengetahui morfologi perbandingan alat reproduksi pada Gymnospermae,
            Angiospermae, dan paku
       4. Untuk mengetahui megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid
       5. Untuk mengetahui perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan

BAB II
PEMBAHASAN

2.I Alat reproduksi dalam daur hidup Angiospermae
Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan kelompok angiospermae memiliki lebih banyak species karenan tanaman gymnospermae hanya tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu, sedankan tumbuhan angiospermae dapat tumbuh di berbagai kondisi alam dan kebanyakan berumah 1 sehingga memungkinkan untuk terjadi persilangan yang menghasilkan varian baru dalam 1 species.
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
Organ reproduksi generatif pada tumbuhan berbiji tertutup adalah buanga sejati yang terdiri dari kelopak (pelindung bunga), mahkota (penghias bunga), benang sari (alat kelamin jantan), dan putik (alat kelamin betina).Contoh tumbuhan berbiji tertutup yaitu bunga sepatu.
Benang sari terdiri dari kepala sari yang disebut anthera dan tangkai sari yang disebut filamen. Kepala sari adalah tempat memproduksi serbuk sari (gamet jantan). Di dalam kepala sari terdapat ruang-ruang yang disebut ruang serbuk sari. Di setiap ruang serbuk sari terdapat sejumlah mikrosporofit yang bersifat diploid. Mikrosporofit-mikrosprofit ini akan membelah secara meiosis menjadi 4 mikrospora dewasa atau serbuk sari. Setiap serbuk sari mengandung 1 inti generatif dan 1 inti sel tabung yang siap untuk membuahi.
Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), dan bakal buah (ovarium) yang berisi bakal biji (ovulum). Kepala putik berfungsi sebagai tempat pembentukan gamet betina. Dalam ovarium terdapat calon pembentuk gamet betina atau sel induk megaspora (kandung lembaga). Sel ini membelah secara meiosis menjadi dua dan setiap inti membelah lagi dua kali berturut-turut sehingga menghasilkan 8 inti. Tiga inti menempelkan diri dibagian dinding, tiga inti lainnya menuju ke daerah mikrofil, dan dua inti menuju ke tengah dan melebur menghasilkan ini kandung lembaga sekunder. Tiga inti di bagian mikrofil tersusun oleh sel pengiring/singergi (dua inti dibagian tepi) dan sel telur (inti yang terletak ditengah).
Proses jatuh dan melekatnya serbuk sari ke kepala putik disebabkan adanya zat perekat yang dihasilkan oleh kepala putik. Serbuk sari kemudian bergerak menuju bakal biji. Saat serbuk sari tumbuh, dinding luarnya pecah dan dinding dalamnya larut kemudian tumbuh memanjang. Di dalam serbuk sari, sel generatif membelah secara meiosis membentuk dua sperma, sedangkan inti vegetatif tidak membelah. Buluh serbuk sari menuju ke bakal biji dan kandung lembaga. Proses selanjutnya adalah proses pembuahan.
Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore. Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai serbuk sari, sedangkan maegaspora berkembang menjadi gametofit betina yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian dari bakal biji.

2.II Alat reproduksi dalam daur hidup gymnospermae
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobili.
Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembel;ahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi.
a. Ovulum dan gametotif betina
Ovum telanjang dihasilkan pada megsprofil yang biasanya tersusun spiral pada aksis sentral. Ovulum terdiri dari masa sel yang parenkimatis yang disebut nuselus atau megasaporangium. Nukleus ini melindungi sel induk mengaspora yang diploid.
Pada gymnospermae hanya terdapat satu integument yang terdiri dari 3 lapisan sel yaitu:
1). Sarkotesta : Lapisam luar yang merupakan lapisan berdaging.
2). Skierotesta: Lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel batu (sel berdinding tebal).
3). Sarkotesta dalam : Susunanya sama seperti lapisan terluar.
b. Mikrosfora dan gametofit jantan
Mikropora atau butir polen adalah haploid, bentuk, ukran, serta ornamentasi dindingnya bervariasi. Gametofit jntan endosporik pertumbuhannya sebagian didalam mikrosporangium dan sebagian didalam ruang serbuk sari pada ovulum.
Pada golongan Cycadophyta mukrogametofit mempunyai sel protalus jantan yang akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkaiyang diikuti oleh sel tubuh (sel spermatogen). Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagel banyak.
c. Polinasi dan pembuahan
Polinasi pada Gymnoispermae dilakukan oleh angin, dan mengantarkan gametofit yang endosporik pada mikrofil. Pada Coniferae dan Gymnospermae yang lain polen yang endosporik langsung mengadakan kontak dengan nuselus. Sperma kemudian berenang menuju keleher arkegonium dan salah satu dari sperma mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot yang diploid. Fase awal perkembangan embrio ditandai dengan adanya priode inti bebas kemusdian mengalami diferensiasi. Embrio bersifat endoskopik poliembrioni merupakan keadaanm yang umum terjadi pada Gymnospermae.
Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil.

2.III  Morfologi perbandingan alat reproduksi pada Angiospermae,Gymnospermae,dan  
          paku
 a. Angiospermae
Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore. Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai serbuk sari, sedangkan maegaspora berkembang menjadi gametofit betina yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian dari bakal biji.
b. Gymnospermae
Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil

c. Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dapat bersifat heterospor atau homosapor. Gametotif dan sporofit hidup bebas. Alatreproduksi mungkimn terdapat pada satu talus yang sama(homothallic) atau terdapat pada talus yang berbeda (heterotallic). Alat kelamin berupa anteridium da arkegonium. Tumbuhan paku tidak berkembang secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.
2.4. Megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid
Disebelah dalam mahkota bunga terdapat sederetan benang sari. Tiap benang sari terdiri atas sebuah kepala sari (antera) yang terletak diujung tangkai sari (filamen). Setiap kepala sari memiliki empat kantong sari (mikrospongarium) yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (polen). Dalam setiap kantong sari terdapat sel induk mikrospora yang sangat banyak. Tiap sel induk mikrispora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk empat mikrospora haploid yang saling bergandengan dalam bentuk tetrad. Kemudian, tiap mikrospora membelah lagi secara mistosis membentuk dua inti haploid yang akan berkembang menjadi serbuk sari. Ketika serbuk sari telah masak, kantong sari akan pecah sehingga serbuk sari di dalamnya akan berhamburan keluar.
Putik biasanya terdapat di bagian tengah bunga. Sebuah bunga dapat memiliki satu atau beberapa putik yang saling bebas atau bersatu pada dasar bunga. Setiap putik memiliki tiga bagian, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus) dan bakal buah (ovari). Kepala putik merupakan permukaan tempat melekatnya serbuk sari pada saat penyerbukan, sedangkan tangkai putik merupakan penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji (ovula). Pembentukan sel telur atau ovum (gamet betina) terjadi di dalam bakal buah.
Sebuah bakal biji tersusun atas sel-sel parenkim yang disebut nuselus (badan bakal biji) atau megasporangium. Nuselus dikelilingi oleh satu, dua atau tiga selubung atau kulit yang disebut kulit bakal biji (integumen). Integumen tubuh di atas nuselus, tetapi meninggalkan sebuah lubang (mikropil) tempat masuknya buluh serbuk sari nanti. Bakal biji melekat pada diding bakal buah pada suatu bagian yang disebut plasenta melalui sebuah tangkai pendek (funikulus).
Di dalam nuselus berkembang sebuah sel induk kantong embrio atau sel induk megaspora yang diploid. Sel induk tersebut kemudian membelah secara meiosis membentuk empat sel megaspora yang haploid. Satu dari empat sel megaspora berkembang menjadi kantong embrio atau kantong lembaga, sedangkan tiga sel lainnya mereduksi atau berdegenerasi. Selanjutnya, inti sel (nucleus) megaspora melakukan tiga kali pembelahan mitosis sehingga terbentuk tujuh sel dengan delapan inti sel. Inti-inti sel tersebut kemudian bermigrasi dan dua inti sel bersatu di tengah kantong embrio membentuk inti sel endosperm. Sekarang, kantong embiro yang masak memiliki enam sel haploid dan inti sel endosperm diploid. Tiga inti sel yang berada pada arah berlawanan dengan mikropil dinamakan inti sel antipoda, sedangkan tiga inti sel lainnya berada di dekat mikropil. Di antara tiga inti sel yang ada di dekat mikropil, satu inti sel di tengah merupaka ovum (gamet betina), sedangkan du ainti sel pendampingnya disebut inti sel sinergid. Dalam keadaan demikian, bakal biji siap melakukan pembuahan (fertilisasi) yang didahului oleh penyerbukan.

2.5 Perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan
Pada tumbuhan berbiji merupakan alat perkembangbiakan utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru. Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Semula biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji, yang disebut tali pusar. Bagian biji tempat perletakan biji pusat disebut pusar biji. Jika biji sudah masak biasanya tali pusar putus sehingga biji terlepas dari tumbuhan. Bekas tali pusar umumnya tampak jelas pada biji.
Sebelum pembuahan berlangsung, serbuk sari yang berasal dari kepala masak harus dipindahkan kekepala putik  yang sudah reseptif. Jika penyerbukan ini tidak terjadi, bakal biji akan mati dan gagal membentuk biji.
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik untuk tumbuhan tertutup, atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji untuk tumbuhan terbuka. Sedang pembuahan adalah terjadinya persatuan atau peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma di dalam kandung lembaga.












BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan
 Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Organ reproduksi generatif pada tumbuhan berbiji tertutup adalah buanga sejati yang terdiri dari kelopak (pelindung bunga), mahkota (penghias bunga), benang sari (alat kelamin jantan), dan putik (alat kelamin betina).Contoh tumbuhan berbiji tertutup yaitu bunga sepatu.
2.      Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobili.
3.       Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore. Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Alat kelamin berupa anteridium da arkegonium. Tumbuhan paku tidak berkembang secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.
4.      Pada tumbuhan berbiji merupakan alat perkembangbiakan utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru. Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya.
3.2 Saran
                     Diharapkan kepada pembaca agar dapat memaklumi kekurangan dalam makalah ini.

0 komentar:

Posting Komentar