Jumat, 01 Juni 2012

keanekaragaman hayati


MODUL IV
KEANEKARAGAMAN HAYATI

                I.            Hari / tanggal : Sabtu, 11 juni 2011
              II.            Dasar Teori
          Apabila anda mendengar kata “ Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur, dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
           Sedangkan kata “hayati” menunjukan sesuatu yang hidup. Jadi keaneka ragaman hayati adalah mengambarkan bermacam-macam makhluk hidup ( organisme) penghuni Biosfer.
            Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
            Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara tidak berkelangsungan dapat merugikan manusia itu sendiri dan anak cucu pada masa yang akan datang,  karena keanewkaragaman itu sangat penting artinya dalam bidang biologi dan ekonomi. Dalam bidang biologi, yaitu keutuhan keanekaragaman hayati yang diberikan oleh alam sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem agar tidak memberikan kehancuran seperti apa yang telah kita rasakan bersama pada dewasa ini. Dengan demikian jika sesuatu species penyusun ekosistem punah, maka ekosistem tersebut tidak lagi seimbang dikarenakan kerusakan oleh faktor alam dan manusia sendiri.
            Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan abiotik. Komponen Biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu ( Uniseluler ) sampai makhluk hidup bersel banyak ( Multiseluler ) yang dapat dilihatr langsung. Komponen Biotik meliputi iklim, cahaya, kelembaban, batuan, tanah dan air ini semua disebut faktor fisik yang menunjang segala kelangsungan makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Selain faktor fisik ada juga faktor kimiawi, yaitu salinitas ( kadar garam ), Ph ( tingkat keasaman ) dan kandungan mineral. Ini smua kita dapat jumpai di lingkugan baik yang bersifat menguntungan atau tidak. Maka dari itu pentingnya memeliharea lingkungan yang ada disekitar kita secara bertahap dan bertanggung jawab.

            III.            Tujuan
           Untuk mengetahui keanekaragaman hayati pada suatu area atau daerah dengan menggunakan Transek.
           IV.            Alat dan Bahan
·         Meteran
·         Tali rafia
·         Patok kayu
·         Kakulator
·         Alat tulis menulis
             V.            Prosedur Kerja
1.      Membentangkan tali sepanjang 20 meter
2.      Membuat plot dengan ukuran 1x1 meter disepanjang garis transek
3.      Menhitung jumlah hewan dan tumbuhan yang terdapat disepanjang garis transek
4.      Mengulagi langkah 1-3 sebanyak tiga kali                                                                              
5.      Memasukkan data kedalam tabel pengamatan
           VI.            Hasil Pengamatan
No.
Nama spesies
deskripsi
Bentuk hidup
Frekuensi mutlak
1.
Hewan
a.      Semut
b.      Belalang
c.       Ulat b ulu
d.      Laba-laba
e.      Keluwing
f.        laga

1
2
2

7
5
1
1
-
-
8
2
-
-
2
-
5
4
-
-
-
2
200
110
10
10
20
20
2.
Tumbuhan
a.      spesies  A
b.      spesies B
c.       jagung
d.      bambu
e.      terong
f.        rumput teki
g.      rumput menjalar
h.      pisang
i.        jamur
j.        cengkeh
k.       paku
l.        palem  kipas
m.    coklat
n.      alang-alang


1
-
2
3
4
4
3

1
1
-
-
-
-
-

2
-
1
-
-
-
-

-
1
1
1
1
2
-

1
1
-
-
-
-
6

-
1
-
-
-
2
1

19,04
4,76
14,28
14,28
19,04
19,04
42,85

4,76
14,28
4,76
4,76
4,76
19,04
4,76


 Banyak kali muncul
FM =                                           x 100 %
       Jumlah plot


v  Hewan
-           semut
                     20
         FM=           x 100 %= 200 %
                     10

-          Belalang

           11
FM=             x 100 % = 110 %
           10  

-          Ulat bulu
            1
FM=           x 100 % = 10 %
           10


-          Laba-laba
            1
FM =          x 100 % = 10 %
           10

-          Keluwing
            2
FM =            x 100 % = 20 %
           10

-          Laga
             2
FM =             x 100 % = 20 %
             10


v  Tumbuhan

-          Spesies A
              4
FM=             x 100 % = 19,04 %
             21

-          Spesies B
             1
FM =              x 100 % = 4,76 %
            21

-          Jagung

              3
F M =             x 100 % = 14,28 %
              21

-          Bambu
             3
FM=            x 100 % = 14,28 %
            21

-          Terung

               4
FM =              x 100 % = 19,04 %
             21

-          Rumput teki

            4
FM =          x 100 % = 19,04 %
           21

-          Rumput menjalar
            
               9
FM =             x 100 % = 42, 85 %
              21
-          Pisang
               1
FM =             x 100 % = 4,76 %
              21

-          Jamur
               3
FM =            x 100 % = 14,28 %
              21

-          Cengkeh
               1
FM =              x 100 % = 4,76 %
              21

-          Paku
              1
FM =            x 100 % = 4,76 %
             21


-          Palem kipas
                1
FM =              x 100 % = 4,76 %
               21

-          Coklat
               4
FM =              x 100 % = 19,04 %
              21

-          Alang-alang
              1
FM =            x 100 % = 4,76 %
              21
      
         VII.            Pembahasan
Keanekaragaman hayati atau biodeversitas  adalah keanekaragaman semua spesies tumbuhan, hewan,  dan mikroorganisme serta proses- proses dalam ekosistem. Keanekaragaman hayati tumbuhan  dan hewan berkembang dari keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem atau keanekaragaman interaksi jenis dalam suatu tempat tinggal.
Makhluk hidup sebagai sumber daya alam hayati mempunyai arti penting dalam menunjang kelangsungan hidup suatu tatanan lingkungan atau ekosistem. Hal ini di sebabkan karena sumber daya alam hayati tersebut merupakan bagian dari mata rantai tatanan lingkungan yang pada akhirnya mampu menghidupi manusia. Semakin tinggi keanekaragaman hayati maka semakin stabil tatanan lingkungan dan semakin besar daya dukung lingkungannya sehingga dapat mensejahtrakan manusianya.
Suatu spesies dapat tinggal bertahan hidup dalam ekosistem berkat hasil interaksi antara spesies dan alam ekosistemnya tersebut dan antara spesies dengan komponen abiotiknya.  Jika susunan komponen biotik dan komponen abiotiknya berbeda, maka interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang dihasilkan berbeda pula.
Keanekaragaman hayati sangat berpengaruh terhadap keadaan ekonomi setempat . Adanya berbagai jenis flora dan fauna merupakan sumber daya alam hayati yang bernilai tinggi. Keanekaragaman hayati akan berkurang atau terancam punah, jika mengelolanya dengan baik.
       VIII.            Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, kita dapat menarik suatu kesimpulan, yaitu :
1.      Keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan berkembang dari keanekaragaman hayati gen, jenis, dean keanekaragaman ekosistem.
2.      Pada suatu area, kita dapat menemukan adanya keanekaragaman makhluk hidup baik hewan, tumbuhan maupun manusia itu sendiri.
                                                                
                                                                     DAFTAR PUSTAKA

Ryanto,dkk.1985. Ekologi Dasar 1. Badan kerjasama perguruan tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung pandang

Supeni,dkk.1997. Biologi. Penerbit Erlangga.Jakarta

Tim penyususn pembina mata kuliah. 2011. Penuntun praktikum pengetahuan lingkungan. Universitas tadulako. Palu.

Tim penyusun mata kuliah.2011.Pengatahuan lingkungan. Universitas tadulako. Palu

0 komentar:

Posting Komentar