Jumat, 01 Juni 2012

ekosistem perairan


MODUL III
EKOSISTEM PERAIRAN

        I.            Hari / tanggal : Sabtu, 11 juni 2011
      II.            Dasar Teori
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71 % permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik ( 330 juta mil 3) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut ( air asin) dan pada lapisan-lapisan es ( dipucuikmdan di puncak-puncak gunung), akan tetapi  juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aloran air di atas permukaan tanah ( runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Dibanyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami  perubahan kualitas dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus Dapat beradaptasi  dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis.
Pencemaran air atau polusi air adalah penyimpangan yang terjadi akibat masuknya zat, makhluk hidup, energi dan / atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menjadi menurun sampai ketingkat tertentu yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Maka dari itu pentingnya konservasi lingkungan pada umumnya dan ekosistem perairan pada khususnya, sebagaimana  dijelaskan pada UU NO.5 THN 2000 ( 10 Agustus 2000 ) tentang konservasi sumber daya hayati dan ekosistemnya pada Pasal 1 nomor 2 menyatakan konservasi sumber daya alam yaitu pengelolaan sumber daya alam yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan dan keseimbangan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

    III.            Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui perbandingan sifat fisik, kimia dan biologi perairan
2.      Untuk mengetahui tingkat penyinaran cahaya matahari ( Transparansi pada daerah profundal  ).

   IV.            Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
·   Meteran
·   Termometer
·   Salinometer
·   Kertas lakmus
·   Cakram sechi
·   Tali Rafia
·   Perahu
·   DO meter
·   Alat tulis menulis
     V.            Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a.      Faktor fisik dan kimia
1.      Mengamati kondisi fisik dan kimia air sungai, rawa dan laut yang ada di sekitar lokasi pengamatan.
2.      Mengamati kondisi biologis berupa tumbuhan air dan keberadaan hewan.
3.      Mengukur kadar oksigen terlarut dengan menggunakan DO meter, kadar garam ( salinitas ) dengan menggunakan salinometer, Mengukur keasaman air ddengan menggunakan Ph meter
b.      Transparasi  
1.      Merangkai cakram sechi dengan menggunakan tali
2.      Menenggelamkan cakram  sechi sampai tidak terlihat
3.      Menarik secara berlahan-lahan sampai pertama kali terlihat
4.      Menandai tali sampai batas permukaan air, kemudian mengukur kedalaman air dengan menggunakan  meteran
5.      Mengukur faktor abiotik yaitu salinitas, pH dan kadar oksigen terlarut.
6.      Memasukan data kondisi kimia, fisik dan biologi pada tabel pengamatan.

   VI.            Hasil Pengamatan
Tabel  1
No.
Kondisi fisik, kimia, dan biologi perairan
                                      Keadaan perairan
Sungai
Rawa
kolam
laut
1.
Warna
a.      Bening
b.      Cokelat
c.       Hitam
d.      kuning

ü   




ü   


            _

ü   
2.
Rasa
a.      Tawar
b.      Payau
c.       Asin
d.      Asam

ü   


ü   


            _



ü   
3.
Bau
a.      Berbau
b.      Tidak berbau

ü   

ü   

             _

ü   
4.
Kekeruhan
a.      Bening
b.      Agak keruh
c.       Keruh
d.      Keruh berlumpur


ü   


ü   



              _



ü   
5.
Kondisi daerah pinggiran
a.      Erosi permukaan
b.      Erosi alur
c.       Erosi parit




ü   




ü   




             _




ü   
6.
Kondisi Biologis
v  Tumbuhan air
a.      Terapung
b.      Akar terbenam
c.       Akar mencuat
d.      Seluruhnya terbenam
v  Plankton
v  benthos



ü   




ü   
ü   



ü   





ü   
ü   




             _



         _
         _



ü   




ü   
ü   
7.
Kegunaan air
a.      Air minum
b.      MCK
c.       Pertanian
d.      Industri
e.      Peternakan
f.        pembuangan


ü   
ü   

ü   
ü   





ü   

        _
        _
        _
        _
        _
         _




ü   
ü   
             Tabel 2
No.
Pengamatan
Hasil pengukuran
keterangan
1.
Salinitas air


2.
Kadar oksigen terlarut


3.
pH air
8,0
dilaut
4.
Kedalaman air
3 M
dilaut
5.
Suhu
300C
dilaut

 VII.            Pembahasan
Air amat penting dan merupakan bagian dari protoplasma sehingga dapat dikatakan semua kehidupan adalah  “ aquatik” tetapi bila membicarakan tentang habitat akuatik, yang dimaksudkan adalah keadaan dimana air merupakan faktor luar (eksternal) yang utama sekaligus merupakan medium enternal.
Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua seri, yaitu:
1.      Air mengalir atau habitat lobik ( berasal dari kata lotus yang bererti tercuci), misalnya mata air, aliran air, dan sungai.
2.      Air tergenang, atau habitat lentik ( berasal dari kata lenis yang berarti tenang), misalnya danau, kolam, rawa, atau pasir terapung.
Habitat air tawar yang meliputi sungai, kolam, danau dan rawa, menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut atau daratan, namun bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti karena habitat air tawar merupakan  sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan dosmetik maupun industri.
Faktor –faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang dibicarakan cukup mendalam pada tiap pembahasan, antara lain keadaan warna, rasa, bau, dan kejernihan, kadar garam, dan kadar keasaman.
Pada keadaan warna untuk perairan sungai dan laut berwarna bening, hal ini disebabkan sungai dan laut merupakn zona air deras. Di daerah yang dangkal, dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai dan laut berwarna bening dan bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, lain halnya dengan keadaan warna untuk rawa yaitu berwarna kuning, hal ini dikarenakan air rawa merupakan zona air tenang, dimana kecepatan arus sudah berkurang maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap didasar yang lunak. Cocok untuk habitat vektor dan plankton.
Pada keadaan rasa untuk perairan sungai adalah rasa tawar karena merupakan perairan air tawar. Meskipun demikian terdapat adanya bebatuan yang mengandung mineral, berasal dari pegunungan yang terkikis kemudian terbawa oleh air tanah / mata iar yang menuju muara ( sungai/danau) sehingga terjadilah sendimentasi  / pengendapan. Keasamannya (pH) normal ( stabil) yaitu 7. Perairan ini umunya tidak berbau, akan tetapi perairan sungai yang praktikan amati berbau, disebkan oleh sisa-sisa organisme yang telah mati.
Bila ditinjau dari kondisi biologisnya yakni mengenai tumbuhan air dirawa yang telah diadakan pengamatan terdapat adanya zona vegetasi tersebut, dimana tanaman yang akarnya terbenam dan bagian asan fotosintesanya muncul diatas permukaan air.Jadi, karbondioksida untuk menghasilkan makanan di ambil dari udara tetapi bahan mentah lain di ambil dari permukaan air.
VIII.            Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pengamatan dan pembahan yaitu :
1.      Pada perairan yang praktikan amati merupakan perairan air tawar, yang terdiri atas ekosistem lentik ( air tergenang), contohnya rawa. Dan ekosistem lotik ( air mengalir) contohnya sungai dan laut.
2.      Sifat fisik, kimi dan keadaan biologis pada sistem peairan akan dijelaskan sebagai berikut. “ Apabila kondisi fisik yaitu warna, bau, rasa, dan kekeruhan. Sedangkan kondisi kimia nya yaitu : salinitas, kadar  keasaman, serta kondisi biologi parairan ini memiliki tumbuhan air terapung dan akar terbenam
3.      Kegunaan air pada ekosistem perairan ini antara lainn untuk MCK dan pertanian.

                                                           DAFTAR PUSTAKA


Michael,P.1997. Metode ekologi untuk pnyelidikan ladang dan laboratorium.    Departemen pendidikan dan kebudayaan Universitas Tadulako. Palu

Penfound. 1956. Ekologi air tawar. Penerbit erlangga, jakarta

Tim  penyusun pembina mata kuliah .2011. penuntun praktikumpengetahuan lingkungan. Universitas Tadulako. Palu.

0 komentar:

Posting Komentar